ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGOBATAN PASIEN DIABETES TIPE 2 DENGAN TERAPI GLIBENKLAMID DAN METFORMIN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO TAHUN 2017

M Wahyu Ariawan, Yovita Endah Lestari, Elvanur Safitri

Abstract


Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia disebabkan karena abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dan dapat menyebabkan komplikasi kronik seperti mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropatik. Pengobatan DM tipe 2 di RSUD. Sukoharjo umumnya menggunakan metformin dan glibenklamid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biaya pengobatan pada pasien DM tipe 2 rawat inap yang menggunakan metformin dan glibenklamid.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan metode cross-sectional menurut perspektif rumah sakit dengan menggunakan data sekunder periode Juni – September 2018 mengenai perawatan DM tipe 2 terhadap 62 pasien BPJS kelas III. Data yang diambil meliputi data demografi, lama rawat inap dan total biaya. Sebanyak 32 pasien BPJS kelas III menggunakan obat metformin dan 30 pasien BPJS kelas III menggunakan obat glibenklamid. Usia pasien berkisar antara 36-65 tahun dan pasien geriatri. Analisis statistika yang dilakukan adalah uji independent t-test.
Hasil penelitian menunjukan terapi metformin lebih cost-effective dengan nilai persentase efektivitas terapi berdasarkan GDS sebesar 90,63 % , sedangkan glibenklamid dengan nilai GDS sebesar 70% , rata-rata total biaya terapi metformin Rp. 2.821.531 dan glibenklamid Rp. 3.099.659. Nilai ACER metformin berdasarkan GDS sebesar Rp. 31.132,417 sedangkan glibenklamid dengan nilai GDS sebesar Rp. 44.280,843. Jadi metformin lebih cost effective dibandingkan dengan glibenklamid

Full Text:

PDF

References


Andayani, TM. 2006. Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi Indonesia, 17(3): 130 – 135.

Alonso-Magdalena P, Ropero AB, Carrera MP, Cederroth CR, Baquie´ Met all. 2008. Pancreatic Insulin Content Regulation by the Estrogen Receptor ERα PLoS ONE. (3):4

[IDF]. International Diabetes Federation. 2012. Diabetes Atlas 5th Edition. Belgium: IDF.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia http://www.depkes.go.id [22 Oktober 2018]

Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., and Hamilton, C.W. 2006.Pharmacotheraphy handbook, 6thEdition, New York: Appleton and Lange.

Irawan Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia

Rejeki SR. 2011. Pola Penggunaan Obat Antidiabetic Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Penyakit Penyerta Hyperlipidemia Di Instalasi Rawat Jalan Di Rsud Karanganyar Periode Januari – Desember 2010. [Tugas Akhir]. Surakarta: Fakultas Farmasi: Universitas Sebeles Maret.

Tandra H. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Triplitt CL, Reasner CA, dan Isley WL. 2005. Diabetes Melitus. Dalam Dipiro JT (ED). Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. Ed ke-6. Texas: Appleton and Lange, Standford Connecticut hlm 1333-1364.

Trisna, Y.. 2008. Aplikasi Farmakoekonomi, Majalah medisina Edisi 3 vol 1. Jakarta.

Pramestiningtyas E. 2014. Analisis Efektivitas Biaya Berdasarkan Nilai Acer Penggunaan Insulin Dibandingkan Kombinasi Insulin Metformin Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsd Dr. Soebandi Jember Periode 2012. [Skripsi]. Jember: Fakultas Farmasi, Universitas Jember.

Vogenberg F.R. 2001. Introduction To Applied Pharmacoeconomis, USA: McGraw-Hill Companies.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.